KH. Hasyim Asy’ari Tentang Pendidikan Anak

SEORANG kiai besar sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari, memiliki kisah menarik tentang pentingnya pendidikan terhadap anak. Bagaimana anak di masa depan, salah satunya karena faktor pendidikan yang diterima sejak kecil.
Dalam sebuah sya’ir disebutkan: ‘’Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedang belajar setelah dewasa, bagai mengukir di atas air’’. Artinya, anak-anak akan cepat mencerna sebuah pelajaran, sementara orang yang sudah dewasa, banyak godaan dalam belajar.

Kembali ke soal KH. Hasyim Asy’ari yang tak lain adalah kakek dari Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terhadap pendidikan anak, ini nampak saat beliau bersilaturahmi ke salah seorang sahabatnya di Kajen, Pati, Jawa Tengah, yaitu KH. Abdus Salam, pendiri Pondok Pesantren Mathali’ul Falah.
Dalam buku ‘’Biografi Kiai Bisri Syansuri (2015) diceritakan, sesampainya di di kediaman Kiai Salam, didapatinya sang kiai sedang mengajar anak-anak kecil yang sedang mengaji.
Mengetahui hal itu, Mbah Hasyim (sapaan akrab KH. Hasyim Asy’ari) menahan langkah dan menyembunyikan diri dari pandangan Kiai Salam. Setelah anak-anak selesai mengaji semua, barulah Mbah Hasyim menghampiri sahabatnya dan kemudian mengucapkan salam, yang disambut dengan suka cita.
Namun kemudian Mbah Hasyim nampak mengendalikan air mata dan menahan nafas dalam-dalam. Kiai Salam pun bertanya: ‘’Ada apa, Yai?’’
Jawab Mbah Hasyim: ‘’Aku punya cita-cita sudah sejak lama, tapi hingga sekarang belum mampu kulaksanakan. Kiai Salam malah sudah istiqamah. Aku iri ...’’
‘’cita-cita apa, Yai,’’ Kiai Salam bertanya lagi. ‘’Taklim al-shibyan. (Mengajar anak-anak kecil),’’ jawab Mbah Hasyim kemudian.
Demikian, betapa penting mendidik anak-anak agar menjadi generasi bangsa yang cerdas, sholih-sholihah, dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. (Anq)